Kamis, 22 November 2012

6 Lagu populer Iwan Fals bertema Tragedi

Iwan Fals siapa yang tak megenal beliau, sosok yang fenomenal nan karismatik dan legenda musik Indonesia. Musisi yang bernama lengkap Virgiawan Listianto ini sangat terkenal dengan lagu-lagu bernuansa kritik-sosial, tak jarang karena kritikannya pencipta lagu Bongkar ini sempat mendapat pencekalan dari pemerintah, terutama pemerntah jaman order baru. Namun tak hanya pandai menuliskan lagu yang bertema kritikan terhadap pemerintah saja, iwan fals pun banyak menuliskan lagu yang bertemakan Tragedi baik kecelakan lalu lintas maupun bencana alam. Berikut adalah 6 lagu populer Iwan Fals yang betemakan Traedi.


1. Iwan Fals - 1910(1910, 1988)
Lagu yang mengisahkan tentang tragedi kecelakaan kereta api yang terjadi pada tahun 1987 ini, menjadi inspirasi oleh Iwan Fals. Lagu ini ada pada album 1910 sama dengan judul lagu andalan di album ini. Album 1910 merupakan kependekan dari tanggal 19 bulan 10 tepat dimana peristiwa tabrakan kereta api itu terjadi.

Lirik:
Apakabar kereta yang terkapar di senin pagi
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata air mata
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata air mata
Berdarahkan tuan yang duduk di belakang meja
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Lalu terangkat semua beban dipundak
Semudah itukah luka-luka terobati
Nusantara tangismu terdengar lagi
Nusantara derita bila terhenti
Bilakah bilakah
Sembilan belas oktober tanah Jakarta
berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata air mata
O o o o o o o o o
Nusantara langitmu saksi kelabu
Nusantara terdengar lagi tangismu
Ho ho ho
Nusantara kau simpan kisah kereta
Nusantara kabarkan marah sang duka
Saudaraku pergilah dengan tenang
Sebab luka sudah tak lagi panjang


2. Iwan Fals - Celoteh Camar Tolol Dan Cemar(Sumbang, 1983)
Lagu ini mengisahkan tentang tragedi terbakarnya kapal laut Tampomas yang menewaskan ratusan orang. Dalam lagu ini Iwan Fals juga menuliskan kritikan akan lambatnya pertolongan yang datang dan menyebabkan makin banyak lagi korban yang berjatuhan.

Lirik:
Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas


3. Iwan Fals - Ethiopia(Ethiopia, 1986)
Lagu yang bercerita tentang kelaparan yang terjadi pada negara miskin Ethiopia yang banyak menelan korban. Ini adalah salah satu lagu yang bercerita bencana diluar negeri sendiri, mungkin ini sebagai pembuktian bahwa musik tak mengenal batas negara atau agama dan rasa kemanusiaan dari Iwan Fals.

Lirik:
Dengar rintihan berjuta kepala
Waktu lapar menggila
Hamparan manusia tunggu mati
Nyawa tak ada arti
Kering kerontang meradang
Entah sampai kapan
Datang tikam nurani
Selaksa do'a penjuru dunia
Mengapa tak robah bencana
Menjerit Afrika mengerang Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Derap langkah sang penggali kubur
Angkat yang mati dengan kelingking
Parade murka bocah petaka
Tak akan lenyap kian menggema
Nafas orang-orang disana
Merobek telinga telanjangi kita
Lalat-lalat berdansa cha cha cha
Berebut makan dengan mereka
Tangis bayi ditetek ibunya
Keringkan airmata dunia
Obrolan kita dimeja makan
Tentang mereka yang kelaparan
Lihat sekarat dilayar Tv
Antar kita pergi ke alam mimpi
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia
Disana terlihat ribuan burung nazar
Terbang disisi iga-iga yang keluar
Jutaan orang memaki takdirnya
Jutaan orang mengutuk nasibnya
Jutaan marah....jutaan marah
Tak bisa berbuat apa-apa
Setiap detik selalu saja ada yang merintih
Setiap menit selalu saja ada yang mengerang
Aku dengar jeritan dari sisni...aku dengar
Aku dengar tangismu dari sini...aku dengar
Namun aku hanya bisa mendengar
Aku hanya bisa sedih
Hitam kulitmu sehitam nasibmu kawan
Waktu kita asik makan waktu kita asik minum
Mereka haus..........mereka lapar
Mereka lapar...mereka lapar


4. Iwan Fals - Para Tentara(Manusia Setengah Dewa, 2004)
Lagu yang berceritakan kekejaman para tentara. Dalam lagu ini jelas terlihat kritikan Iwan Fals terhadap militerisme yang sudah mendarah daging di kalangan militer.

Lirik:
Para tentara jangan pukul kami
Kami tak kuat menahan rasa sakit
Kami disini atas dasar nurani
Atas dasar akal sehat kami yang terus
menjerit
Ingin berbuat
Para tentara jangan siksa teman kami
Kami tak kuat untuk membayangkan
semuanya
Kami disini karena kami tahu
Mana baik mana buruk benar dan salah
Percayalah
Para tentara kamu kan manusia
Bukan robot apalagi boneka
Para tentara kamu kan beragama
Punya tuhan setidaknya punya cinta
Mengertilah
Para tentara nasib kita sama
Sama sama keras sama sama cadas
Kami mengerti kalau kamu mau mengerti
Karena hati sudah terlanjur tersiksa
Bijaksanalah
Para tentara tidakkah kau melihat
Media massa berlumuran darah
Para tentara tidakkah kau merasa
Kami muak dengan kekerasan
Oh ya berhentilah
Yang kamu banggakan
Hancur sudah
Sia sia senjatamu yang menakutkan
Sia sia kemenangan yang kau raih
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih baik
Gelombang cinta gelombang kesadaran
Merobek langit yang mendung
Menyongsong hari esok yang lebih bai


5. Iwan Fals - Puing(Sumbang, 1983)
Lagu yang mengisahkan akan sia-sianya peperanan yang hanya merugikan manusianya itu sendiri, terlebih lagi orang yang tak berdosa atau rakyat sipil. Hanya tinggal bau amis mayat, kelaparan serta kehilangan sanak-saudara setelah peperanagn berakhir. Di lagu ini Iwan Fals juga meyampaikan pesan bahwa kecangihan teknologi seharusnya bukan untuk menghancurkan dan membunuh orang.

Lirik:
Puing berserakan di segenap penjuru
Bekas pertempuran
Bau amis darah sisa asap mesiu
Sesak nafasku
Mayat-mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung-burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Di ujung sana banyak orang kelaparan
Ujung lainnya, wabah busung menyerang
Di sudut sana banyak orang kehilangan
Sudut lainnya bayi bertanya bimbang:
mama kapan ayah pulang?
mama sebab apa perang?
Mayat-mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung-burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Banyak jatuh korban
Dari mereka yang tak mengerti apa-apa
Suara tangis terdengar dari bekas reruntuhan
Seorang ibu muda yang baru melahirkan
Lama meratapi sesosok tubuh mayat
suaminya
Dan burung burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang
Tinggi peradaban teknologi berkembang
Senjata hebat terciptakan
Sarana pembantaian semakin bisa
diwujudkan
Oh, mengerikan..........
Berhentilah...
Jangan salah gunakan
Kehebatan ilmu pengetahuan untuk
menghancurkan.....
Dan burung burung bangkai menatap liar
Dan burung-burung bangkai berdansa senang


6. Iwan Fals - Tolong Dengar Tuhan(Sugali, 1984)
Lagu ini bercerita tentang keresahan para pengungsi yang diakibatkan oleh meletusnya gunung Galunggung. dalam lagu ini Iwan Fals lebih mengkritik atau lebih tepat bertanya tentang keadilan kepada Tuhan yang memberikan cobaan kepada warga desa sekitar gunung Galunggung yang menurutnya hidup tak manja beda dengan warga ibukota.

Lirik:
Oh Tuhan
Apakah kau dengar?
Jerit umatmu
Diselah tebalnya debu
Oh Tuhan
Adakah kau murung?
Melihat beribu wajah berkabung
Disisa gelegar Galunggung
Oh Tuhan
Tamatkan saja
Cerita pembantaian orang desa
Yang jelas hidup tak manja
Oh Tuhan
Katanya engkau maha bijaksana
Tolong Galunggung pindahkan ke kota
Dimana tempat segala macam dosa
Berat beban kau datangkan
Pada mereka disana
Cela apa nista apa
Hingga engkau begitu murka
Sungguh ku tak mengerti
Hingar tangis karena adabmu
Setiap detik duka berpadu
Semakin keras jerit tak puas
Dari mereka yang resah bertanya
Adilkah keputusanmu?
Acap kali rintih memaki
Setiap duka tuding Ilahi
Jangan salahkan kecewa kami
Bosan dalam irama takdirmu
Walau ku tak terganggu
Bukankah kau maha tahu
Pengasih penyayang
Namun mengapa selalu saja
Itu hanya cerita
Oh Tuhan Tolong hentikan
Oh Tuhan Dengar rintihan
Amuk lahar yang datang hanguskan bumi
Tinggalkan arang penghuni desa pergi
Gemuruh batu hancurkan saudaraku
Ulurkan tangan bantulah sesamamu
Tuhan Salah apakah mereka?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Rizkon Halali
Semua hal yang ada di Rizkon Halali bersifat terbuka, dan mohon untuk mencantumkan tautan sumber jika diperbanyak.